Friday, May 29, 2009

Catatan HUT ke 3 LumpurSidoarjo (Lusi)

Tiga tahun sudah luapan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo belum kunjung selesai. Sumber lumpur belum berhasil dihentikan dan ganti rugi juga belum kunjung beres.
Memang secara teknologi boleh jadi kita tidak mumpuni.
Namun untuk urusan pelunasan ganti rugi, seharusnya pemilik Lapindo mampu menyelesaikannya.


Kontoversi Iklan Politik

Jurus jitu para pasangan capres-cawapres sudah dbanyak diluncurkan di media massa, utamanya televisi.
Padahal masa kampanye masih belum diputuskan, tapi mereka menginvasi media-media massa. Apakah itu bukan termasuk pelanggaran??

Daripada meributkan masalah iklan politik SBY yang pakai jingle mie instan, seharusnya kita lebih kritis lagi.
Memang siapa-siapa yang maju di bursa capres & cawapres sudah resmi diumumkan. Namun, pertanyaan selanjutnya apakah mereka sudah boleh mulai tebar pesona sebelum masa kampanye tiba. Terlebih lagi mereka menggunakan media massa yang bebas dikonsumsi oleh publik.

Tebar pesona boleh saja, tapi perlu diingat unsur pendidikan politik lewat iklan yang dikonsumsi masyarakat. Mengingat salah satu fungsi media massa adalah sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa kita ini (pendidikan).
Kelemahan orang-orang kita (pasangan capres-cawapres) hanya memanfaatkan media massa untuk saling menyombongkan diri.
Nah, harusnya mereka sadar sebelum membuat konsep iklan politik mereka. Terutama dalam hal dampak & manfaat bagi masyarakat luas selain mementingkan kepentingan mereka sendiri.

Yang perlu diingat dan diperhatikan adalah bukan kemasan suatu iklan politik yang penting. Namun bagaimana penyampaian isi pesan yang bermutu & bermanfaat kepada publik itu jauh lebih penting.
Pendidikan politik tidak harus diterima di bangku sekolah, melalui media massa pun kita bisa mendapatkan pendidikan tersebut.

Friday, May 15, 2009

Polisi & (Tambahan) Perlengkapan Patroli

E: "Permisi Pak, mau tanya jalan Bedadung di sebelah mana ya?"
P: "Wah, kalau daerah sini jalan Bengawan"

E: "Katanya dekat jalan Serayu"

P: "Coba cari di daerah seberang aja, di daerah jalan Ciliwung"

E: "Makasih pak"

-Percakapan antara polisi & teman saya-
Hasil percakapan di atas, saya dan teman saya itu berkeliling semakin jauh hingga akhirnya memutuskan untuk bertanya pada warga sekitar. Baru setelah itu kami menemukan alamat yang dicari.


Polisi memang bertugas menjaga keamanan. Namun sesuai dengan semboyan "Melindungi dan Melayani Masyarakat" yang tertera di mobil patrolinya, seharusnya mereka tidak hanya menjaga keamanan saja. Artinya, kalau ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan di jalanan, mereka bisa membantu.

Begitulah yang ada dalam benak saya ketika tersesat mencari alamat di daerah sekitar Taman Bungkul Surabaya. Dengan penuh keyakinan saya bersama teman menanyakan alamat kepada polisi & hasilnya malah tersesat.

Cukup membuat saya berpikir kenapa Polisi tidak tahu keberadaan alamat yang kami cari.
Kemudian muncul dalam benak saya, "Mengapa mereka tidak membawa alat tambahan patroli yang mendukung pengetahuan mereka?"
Mereka pun tidak berusaha menanyakan lewat HT kepada teman mereka yang mungkin lebih tahu.

Seharusnya mereka diperlengkapi (minimal) peralatan penunjuk jalan seperti peta. Alangkah baiknya bila diperlengkapi GPS sebagaimana perkembangan teknologi yang tengah berkembang sekarang ini.
Mengingat pekerjaan mereka sehari-hari juga di jalan. Selain itu, mereka juga selalu berinteraksi dengan masyarakat
Dengan begitu, peralatan tersebut juga bermanfaat membantu kinerja mereka serta masyarakat.

Mari kita dukung peningkatan layanan polisi kepada masyarakat dengan peralatan yang mendukung kinerja mereka serta mengikuti perkembangan teknologi yang ada!!

Wednesday, May 13, 2009

JUST ONE THUMB UP

"Awas Bencana Alam Karena Perubahan Iklim"
-spanduk di pagar Kebun Bibit Surabaya-

Tadi pagi anatar emes kerja di SMP Petra Manyar naik sepeda motor & kebetulan lewat kebun bibit. Di pagar sisi arah dari Raya Nginden, terpampang dua spanduk yg jaraknya tidak terlalu berjauhan. Dua spanduk itu bertuliskan kalimat seperti yg ku kutip di atas. Warna spanduk itu putih, lumayan kontras dengan warna pagar kebun bibit yg gelap. Di masing2 spanduk ada logo pemkot Surabaya.

Yah, cukup baguslah usaha mengingatkan warga Surabaya lewat spanduk itu. Hanya saja tidak komunikatif & efektif (that's why this post titled just one thumb up)
Bayangkan bandingan ukuran spanduk (seperti iklan sekolah2 yg buka pendaftaran) dengan papan iklan yang ada di perempatan dekat toko Eiger.
Nah kelihatan kan bedanya?!

Isi pesannya cukup penting, mengingat beberapa hari ini cuaca di Surabaya cukup kacau.
Namun peletakan yg tidak tepat kan ya mengganggu penyampaian isi pesannya.
Kalau memang itu sesuatu yang penting seperti peringatan ya sudah tentu harus di tempatkan di daerah yg strategis.
Coba Anda jalan dari Raya Nginden ke arah Manyar. Bagi yg bersepeda motor mungkin sempat menoleh ke arah kiri (pagar kebun bibit) tempat spanduk itu berada. Tapi bagi mereka yg mengendarai mobil pasti konsentrasi melihat ke depan.

Muncul pertanyaan di benak saya, "Mengapa pesan di spanduk tidak di pasang di papan iklan yang ada di perempatan antara Manyar, Nginden, & Ngagel (dekat Eiger) saja?".
Memang biaya yg keluar tidak sedikit untuk membuat pesan dengan ukuran sebesar papan iklan itu. Namun, semua itu kan bisa diakali misal dengan mencari sponsor untuk mengganti biaya cetak.

Ini bukti nyata kemauan saja itu tidak cukup untuk melakukan sesuatu bagi orang lain.
Dibutuhkan juga kecermatan dan kesungguhan (baca totalitas) dalam melakukannya.
Nah, kalau itu semua bisa diterapkan pasti hasilnya "two thumbs up"

Starting ReStart

I totaly restart my blog again.
My lecturer inspire me to do it
hahahaaa......